====================================
Buol Globalnewsnusantara.co.id Rabu, 28 April 2021
————————————————————-
Bupati Buol melaksanakan rapat koordinasi terkait solusi penanganan kasus Covid-19 yang semakin meningkat. Bahkan, data terakhir menunjukan Kabupaten Buol berada urut satu se-Sulteng.
Dalam rapat ini turut hadir, Sekretaris Daerah, Asisten I, Kadis Kesehatan bersama jajaranya, Kepala BPKAD, Kepala Bappeda sekaligus Ketua TAPD, Direktur RS. Mokolyuri dan jajaranya, serta Sekretaris Satgas Covid-19 Kab. Buol, bertempat di Aula Kantor Bupati.
Antisipasi Peningkatan Kasus
————————————————
Setelah beberapa lama tidak mengalami peningkatan kasus pasien terpapar, beberapa waktu belakangan ini kasus Covid-19 di Kab. Buol makin bertambah. Tak ayal, status zona merah bukan tidak mungkin di sematkan.
Berdasarkan data yang di rilis oleh Satgas Covid-19, Total pasien positif saat ini berjumlah 181 Orang, dimana Tiga wilayah penyumbang terbesar berasal dari Kecamatan Biau, Momunu, dan Bukal.
“Saya ingin menegaskan beberapa poin yang kita putuskan di rapat sebelumnya, olehnya saya selalu menanyakan bagaimana tindak lanjuti dari rapat tesebut. Tindakan lanjut adalah apa yang kita sepakati. Itulah pentingnya notulensi rapat” ujar Bupati Buol.
“Kita perlu memahami trend peningkatan, kecenderungan penyebaran covid, kita lihat sekarang ini, ada peningkatan kasus terpapar, bahkan mungkin menduduki peringkat pertama. Sementara langkah yang kita lakukan, belum seperti seharusnya dalam penanganan Covid-19” Ujar Bupati lagi.
Untuk di ketahui, peningkatan kasus terpapar Covid-19 di Kabupaten Buol di pelopori oleh tiga Kecamatan yakni Kecamatan Bukal 24 Kasus, Kecamatan Momunu 20 Kasus, dan Kecamatan Biau 84 Kasus yang sebagian besar adalah tenaga kesehatan.
Rencana Aksi
———————
Dalam kesempatanya Bupati Buol menegaskan tentang peran dan tupoksi Kepala OPD dalam memahami serta menerapkan kerangka kerja yang solutif. Kerangka kerja yang solustif ini adalah dengan menyusun rencana aksi yang terukur (plan of action).
“Kadis Kesehatan harus memiliki rencana-rencana aksi apa yang akan di lakukan dalam penanganan Covid-19, sebab, pola kasus di Kabupaten Buol ini agak unik. Setiap rencana kerja, harus berangkat dari akar masalah, dan solusinya harus memiliki out put dan capaian yang terukur” Tutur Bupati.
Melihat dari pola penularan pasien terpapar, Bupati Buol menarik hipotesis: ada kemungkinan bisa jadi kelalaian penerapan Prokes dari Tenaga Kesehatan, sebab kasus penularan di Kabupaten Buol tinggi angka tenaga kesehatan (Nakes) yang tertular di banding pasien non nakes.
Untuk itu Bupati meminta Dinas kesehatan menyusun rencana aksi yang terencana, terukur dan sistematis. Di mulai dari rumusan masalah, latar belakang masalah, dan bagaimana merumuskan langkah-langkah solutif yang juga akan berkonsekuensi pada alokasi anggaran.
“Susun segera rumusan rencana aksi, tahapan kerja, namun harus sistematis mengarah pada tujuan pemberantasan covid-19. Kenapa rencana aksi ini mesti di susun tertulis, sebab berkonsekuensi terhadap penggunaan anggaran yang mesti di pertanggung jawabkan output progres capaian-capaianya” tutur Bupati.
Evaluasi menyeluruh
———————————
Oleh sebab itu, Bupati ingin dilakukan evaluasi menyeluruh, baik dari segi penanganan, metode pendekatan dan langkah-langkah pencegahan penularan harus tepat sasaran. Proses mengidentifikasi masalah dan solusi harus memiliki relevansi dalam menurunya angka terpapar covid-19.
Rencana Aksi Kadis Kesehatan harus di susun secara komprehensif. Karena segala bentuk tindakan menjadi langkah-langkah yang memiliki konsekuensi pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
” Rencana aksi harus solutif, wujudnya apa, aksinya apa, tindakanya apa. Analisa problem pokok. Plan of action harus mencakup analisa masalah, sumber masalah, dan solusi serta langkah konkrit yang terukur hasilnya. Hal ini berkaitan dengan alokasi pembiayaan anggaran oleh daerah” tutur Bupati.
Kadis Kesehatan dalam kesempatanya menjelaskan salah satu problem peningkatan adalah Pengawasan pasien Isolasi Mandiri belum sesuai SOP. Olehnya dirinya berharap Sinergis Gugus tugas dan DInas Kesehatan lebih di tingkatkan, utamanya dengan pemerintah Kecamatan dan Desa.
Puskesmas Sebagai Garda TerdepanBupati Buol berharap Dinkes mengefektifkan Puskesmas sebagai garda terdepan dalam proses tarcking, di setiap Puskesmas mesti ada beberapa nakes yang khusus bertugas dalam proses tracking dan pengawasan isolasi mandiri. Dari situ akan di susun tupoksi kerjanya dan konsekuensi biaya kebutuhan kerjanya. Jika memang perlu, mengadakan rapid anti gen untuk tiap PKM.
“ Saya instruksikan setelah ini rapat Ddi pimpin langsung oleh Sekab. Bikin perencanaan dan langkah kerja. Bikin rencana aksi. Hadirkan seluruh Kepala Puskesmas. Dan harus dilakukan dalam waktu dekat ini. Selain itu, menyiapkan sumber-sumber pendanaan. Harus ada target dan hasil yang terukur.
“Sebagai Pimpinan termasuk pimpinan OPD, kita di tuntut untuk tidak hanya mengutarakan masalah dan persoalan, namun harus memberi solusi dari setiap masalah. Itu tanggung jawab kita sebagai pemangku kebijakan. Kita harus menyelesaikan masalah dengan pendekatan masalah” tutup Bupati.
Sumber berita PROKOPIM (Tim Global)
